Beranda | Artikel
Istifadah Ushul Tsalatsah [2]
Selasa, 13 Juni 2017

Bismillah.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, alhamdulillah kita dipertemukan kembali dalam program memetik pelajaran berharga dari kitab Ushul Tsalatsah.

Di bagian awal risalah ini, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah memulai dengan basmalah. Yaitu ucapan bismillahirrahmanirrahiim yang artinya ‘dengan nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang’.

Basmalah memiliki kandungan pelajaran yang sangat penting, diantaranya adalah :

Pertama. Telah menjadi kebiasaan dan sunnah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai tulisan atau surat-suratnya dengan basmalah. Seperti dalam surat yang dikirimkan kepada Heraklius pembesar Romawi. Di dalamnya diawali dengan basmalah. Oleh sebab itu dianjurkan pula bagi kita apabila hendak menulis surat atau buku atau artikel untuk memulai dengan basmalah.

Kedua. Memulai dengan basmalah mengandung faidah memohon pertolongan kepada Allah. Karena dalam kalimat bismillah terdapat huruf ba’ yang bermakna isti’anah;memohon pertolongan dan bantuan kepada Allah. Dan demikianlah semestinya seorang muslim selalu bersandar kepada Allah dalam menghadapi segala urusannya. Sebagaimana kalimat yang selalu kita baca dalam sholat kita ‘iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in’ yang artinya, “Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan.” (al-Fatihah)

Ketiga. Di dalam basmalah ini terkandung tiga nama Allah atau asma’ul husna. Asma’ul husna adalah nama-nama Allah yang maha indah sebagaimana telah disebutkan di dalam ayat-ayat al-Qur’an maupun hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketiga nama Allah yang disebutkan dalam bacaan basmalah itu adalah ‘Allah’, ‘ar-Rahman’, dan ‘ar-Rahiim’. Nama Allah dan ar-Rahman disebut oleh para ulama termasuk pokok/ushul dari asma’ul husna. Kita wajib mengimani semua nama dan sifat Allah sesuai dengan kesempurnaan Allah. Allah berfirman (yang artinya), “Tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan-Nya dan Dia Maha mendengar lagi Maha melihat.” (asy-Syura : 11)

Keempat. Di dalam nama Allah terkandung makna dzul uluhiyah ‘ala khalqihi ajma’in; artinya Allah adalah Dzat yang memiliki sifat-sifat ketuhanan dan yang layak disembah oleh semua makhluk. Oleh sebab itu semua sesembahan selain Allah adalah batil. Allah berfirman (yang artinya), “Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah yang [sesembahan] maha benar sedangkan apa-apa yang mereka seru/ibadahi selain-Nya adalah batil.” (al-Hajj : 62)

Kelima. Di dalam nama ar-Rahman dan ar-Rahim terkandung salah satu sifat Allah yaitu kasih sayang atau rahmat. Rahmat Allah itu begitu luas meliputi segala sesuatu, sebagaimana ilmu-Nya juga maha luas meliputi segala sesuatu. Oleh sebab itu apabila turun hujan, kita sering mengatakan bahwa ini merupakan rahmat dari Allah. Bahkan Allah lebih penyayang kepada hamba-hamba-Nya daripada seorang ibu kepada anak bayinya. Dengan demikian, sebagai seorang muslim kita tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah. Karena berputus asa dari rahmat Allah termasuk dosa besar.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya pada malam hari untuk menerima taubat pelaku dosa di siang hari, dan membentangkan tangan-Nya di waktu siang untuk menerima pelaku dosa di malam hari, sampai matahari terbit dari arah tenggelamnya/arah barat.” (HR. Muslim)  

Keenam. Di dalam basmalah juga terkandung tabaruk; yaitu mencari keberkahan dengan menyebut nama-nama Allah. Berkah itu adalah banyaknya kebaikan dan langgengnya kebaikan itu. Berkah itu datangnya dari Allah dan Allah tetapkan ada pada sesuatu baik berupa ilmu, makanan, ayat-ayat al-Qur’an, dan lain sebagainya sebagaimana dijelaskan di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Mencari barokah ini termasuk bentuk ibadah kepada Allah. Tidak boleh kita menentukan sesuatu bisa mendatangkan barokah kecuali berdasarkan dalil dari al-Qur’an atau hadits.

Diantara barokah yang disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah barokah pada hidangan sahur; yaitu makan pada akhir malam menjelang subuh ketika hendak puasa. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa di dalam santap sahur atau makanan sahur itu terkandung barokah. Apa saja faidah dan kebaikan yang ada di dalam santap sahur?

Disebutkan oleh para ulama bahwa diantaranya adalah; memperkuat tubuh dalam rangka melakukan ketaatan kepada Allah yaitu ibadah puasa. Selain itu dengan makan sahur akan melaksanakan salah satu sunnah/tuntunan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjadi pembeda antara puasa kaum muslimin dengan puasanya ahli kitab. Selain itu dengan makan sahur akan memudahkan kaum muslimin bangun pagi hari untuk kemudian menunaikan sholat subuh. Apalagi jika setelah sholat subuh mereka berdzikir kepada Allah, membaca al-Qur’an atau melakukan aktifitas kebaikan niscaya waktu pagi itu adalah waktu yang penuh dengan keberkahan. Sampai-sampai Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan agar umat ini diberkahi pada waktu paginya.

Ketujuh. Di dalam bacaan basmalah kita diajari untuk selalu mengingat Allah dalam segala keadaan. Sebagaimana keadaan dan teladan yang diberikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam; bahwa beliau senantiasa mengingat Allah dalam segala keadaan. Dzikir kepada Allah merupakan sebab ketenangan hati dan memperkuat keimanan.

Orang yang senantiasa berdzikir hatinya akan hidup dan mudah menerima kebenaran, sedangkan orang yang tidak pernah berdzikir hatinya menjadi kering dan bahkan bisa mengalami kematian; mati hatinya sebelum mati jasadnya, na’uduzu billahi min dzaalik… Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan orang yang senantiasa mengingat Rabbnya dengan orang yang tidak mengingat Rabbnya seperti perbandingan antara orang hidup dengan orang mati.” (HR. Bukhari)

Oleh sebab itu wajarlah jika dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, bahwa ‘dzikir bagi hati seperti air bagi ikan. Apakah kiranya yang akan menimpa ikan apabila ia memisahkan dirinya dari air’. Semoga Allah memasukkan kita dalam golongan orang-orang yang banyak mengingat Allah. Karena sesungguhnya Allah telah menjanjikan bagi kaum lelaki dan perempuan yang banyak mengingat Allah, bahwa Allah sediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang sangat besar.

Demikian seri istifadah atau memetik faidah dari kitab Ushul Tsalatsah yang dapat kami sajikan dalam kesempatan yang berbahagia ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.

Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam.

Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin. 

 


Artikel asli: https://www.al-mubarok.com/istifadah-ushul-tsalatsah-2/